Brown Gas – HHO (003)

Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin melakukan percobaan membuat sebuah “brown gas fuel cell” (sekitar 1,5 tahun yang lalu) tapi karena kesibukkan pekerjaan, keinginan-keinginan seperti ini menjadi susah untuk di realisasikan. Keinginan membuat fuel cell tersebut dilandasi oleh kebutuhan akan “bagaimana cara menghemat bahan bakar” kendaraan.

Dulu saya hanya mengkoleksi tulisan-tulisan para praktikus HHO yang ada di luar indonesia, kebanyakkan mereka memang dengan senang hati membagi ilmu dan pengalamanya untuk umat manusia 🙂 salut!, saya suka sekali dengan cara berpikir mereka untuk share knowledge & experiences.

Okay, sekarang kembali pada aktifitas yang sedang saya lakukan, sekarang saya sedang berusaha mewujudkan rencana saya untuk membuat sebuah HHO cell yang bisa digunakan untuk “booster” mobil tua saya. Karena saya sekarang jauh dari peradaban (karena posisi sekarang sedang ada di tengah hutan, disuatu project pembangunan kilang), maka material yang akan saya gunakan pun menjadi “ala-kadarnya”.

HHO cell yang akan saya buat terbuat dari :

  1. Teko/ceret air yang terbuat dari LDPE/HDPE, barang ini banyak tersedia di toko-toko kelontong atau supermarket, bahkan di tengah hutan seperti kotabumi ini pun saya bisa mendapatkan nya. Harganya murah, cuman Rp. 12.000,-
  2. Anode saya rencanakan terbuat dari sisa/bekas tube instrumentasi di kilang, material anode ini terbuat dari SS 316L (stenless steel food grade), nah, kalau material yang seperti ini sepertinya akan cukup susah dicari, harganya pun tidak murah. Beruntung saya mendapatkan dari kumpulan “scrap” yang ada di belakang kantor project.
  3. Katode saya rencanakan terbuat dari sisa/bekas “pipe line” di kilang, material katode ini terbuat dari SS 304 (grade nya lebih rendah dari SS 316L). Material seperti ini cukup banyak dan bisa di jumpai di toko-toko daerah asem reges, daerah glodok, bila anda berdomisili di jakarta. Harganya tidak murah tapi juga tidak terlalu mahal. Sekali lagi, beruntung saya mendapatkan secara “gratis” di halaman belakang kantor project.
  4. Baut & mur, saya harus beli untuk yang ini dan material nya harus SS juga, tidak boleh CS. Harganya gak mahal kok, 1 set paling cuman Rp. 5.000,-
  5. Lem besi dan lem PVC (biasa digunakan untuk pipa paralon).
  6. Selang, one way valve, & tempat minum (yang digunakan) untuk pemisah antara fuel cell nantinya dengan jalur combution chamber supaya bila ada “flashback“, ledakan ataupun kebakaran bisa terhindarkan.

Oh iya, untuk memberikan sedikit pemahaman proses tentang bagaimana cara kerja dari fuel cell HHO ini, ada baiknya anda sekalian tahu bahwa yang terjadi adalah sebagai berikut :

  • Untuk membangkitkan atau meng ekstrak H2O menjadi HHO, fuel cell membutuhkan energi listrik untuk proses “electrolysis“, proses yang terjadi : 2 H2O -> 2H2 + O2
  • Hasil dari electrolysis tersebut dikirimkan ke combution chamber untuk menghasilkan tenaga ledakan bersama-sama premium (bensin) & udara dengan proses sebagai berikut : 2H2 + O2 -> 2H2O
# Jadi, pemasangan “fuel cell HHO” bersama dengan “water injection” plus premium (bensin) & O2 (dari udara bebas) sangat lah pas! dan saya yakin hasilnya akan benar-benar irit! untuk konsumsi bahan bakar mobil kita. #

Baiklah, sekarang saya akan mencoba mendeskripsikan dari awal, langkah-langkah pembuatan “fuel cell HHO” dari barang-barang bekas ini, :

> Mengumpulkan scrap SS dari tumpukkan scrap di lapangan.

> Mulai dengan menekuk pipa tube yang akan digunakan sebagai ‘anode’.

> Anode di tekuk seperti bentuk ‘per’ secara manual (ala kadarnya)

> Calon fuel cell dengan casing terbuat dari teko/ceret air.

Sebenarnya saya masih bingung, bagaimana bentuk katode yang baik, apakah sebuah pipa SS 302 yang di letakan di tengah-tengah coil anode ? atau sebuah plat SS 304 yang diletakan di sekitar coil anode ? apa pun nanti yang akan saya gunakan dan bagaimana caranya ?, akan saya teruskan pada ‘postingan’ “Brown Gas – HHO (004)

29 thoughts on “Brown Gas – HHO (003)

  1. weleh, wis mulai praktek ta? mantap-mantap. Ntar kalo berhasil jangan lupa dipublikasikan ke dunia, lumayan komisinya bisa buat tambahan beli mobil lagi… hehehehe…

  2. hehehe, iye neh Ko, pengin aja supaya mercy ogut tambah irit, soalnya dengan water injection sudah terasa iritnya, apalagi ntar kalo ditambah hydroxy yak 🙂
    Ngaciiiiiiiiiirrr beneran 🙂

  3. Ojo ragu2, jer basuki mawa bea. Tapi rasane enake sing cilik wae, nekuk kawat gampang. Nek sukses gawe sing guedee mas. Cepetan mas. pingin ngerti asile. Salam

  4. Okay bozzz jadi semangat negh, cuman waktuya memang lagi pendek banget untuk nguklik, moga saja setelah tanggal 25 08 2008 besok sudah beres semua pekerjaan di lapangan 😀
    Thx a lot!

  5. saya juga lagi getol bikin alat ini mas. Tapi selama ini saya memakai soda kue sbg campuran elektrolitnya. pingin coba KOH tp blm dapet2! mohon kabari kelanjutannya ke emailku y!

  6. Lha ini baru ketemu yg dr Indon, saya juga sudah lama berkecimpung dgn Bronw’s Gas dan udah eksperimen beberapa jenis water cell. Mulai dari yang lateral-cell (pake jajaran plat ss-304), spiral-cell (plat yg dibuat spiral berjajar) dan pipe-cell(pipa dan rod). Semua bahan dari ss-304 saja udah cukup. Yang penting luasan bidang, jarak (gap) antar Anoda-katode (sebetulnya gak perlu ada anode-katode krn arusnya tidak terpolarisasi). Sudah saya coba dengan PWM hasilnya meningkat sangat signifikan.
    Hasilnya : Water-cell dengan Air murni (H2O) memakai PWM sama produksinya dengan Water-cell dengan Air+Baking-soda atau air+KOH tanpa PWM.
    Sementara ini hasilnya / Brown gas yg dihasilkan sedang saya analisakan ke gas-analysis milik ESPDM-BPPT Serpong.
    Berhubung ga punya web / blog, foto dan video masih di komputer, mungkin lain waktu bisa saya tampilkan.
    Demikian sedikit info semoga bermanfaat
    Selamat bereksperimen, semoga lebih berkembang lagi.
    Salam.

  7. Wah, hebat tuh mas dadoes, tapi apa sih PWM ?
    Saya belum mudeng,…
    Bisa di jelaskan ? karena saya juga sedang coba otak atik fuel cell ini.
    * salam free energy * alias * bbm gratis *

  8. hahahaha, setuju mas, saya sudah mampir di websitenya, wah, udah teraplikasi banyak yak, salut buat mas gendhul 😀
    * salam free energy for every one *

  9. PWM dan Brown Gas….
    Setuju banget, supaya eksperimen ini bisa didiskusikan bersama dan berkembang lbh baik lagi. Memang udah banyak yg buat, sayangnya masih rada “konservatif”, sehingga tujuan mengganti (konversi) BBM masih mencapai taraf “supplement”, walaupun sudah banyak manfaatnya.
    PWM iru Pulse Width Modulation, electric properties kan ada V (Volt), A (Ampere), Duty Cicle, dan yg banyak dilupakan orang adalah Frequency-nya.
    Kalo langsung colokin ke Accu, ya Ampere ato Volt-nya gede, jadi ga efisien. Agar Ampere dan Volt-nya kecil yang digede-in ya frequensinya disesuaikan dgn frequensi pemecah molekul air (dissosiation freq of water molecules). Menurut beberapa bacaan / referensi, sekitar 42 kHz s/d 48 kHz dengan Ducty Cicle sekitar 80% s/d 90%.
    Saya sudah pasang pada MB 300GE (3000 cc) saya dan sudah jalan sekitar 400 km, so far so good, biasanya 4 s/d 5 km/ltr, bisa meiningkat 8 s/d 10 km/ltr. Tarikan jadi enteng.
    Yang perlu diperhatikan, pada saat penyetelan mesin, bensin harus agak di-kecilin intake-nya. Banyak yang hanya dipasang aja, tanpa mengecilkan intake bensinnya shg kurang terasa penghematannya.
    Kalo penyetelan bagus, bensin lebih irit, pembakaran sempurna (uap air keluar dr knalpot) mesin lebih dingin.
    sementara ini dulu, selamat mencoba

    • salam,
      saya baru baca ulasan 2 para expert nih…….eh saya malah bingung. Saya udah coba bikin untuk gran max saya dan hasilnya hebat, bisa 20 km untuk seliter bensin. cuma masalahnya adalah reaktornya cepet banget panas, sehingga pernah meletus, dan sekarang saya lagi cari tahu yang terbaik pakai material apa. boleh tolong saya dan kalau tidak terbeban boleh telpon saya di 021 50 611 911. terima kasih

    • boss, sori, saya ga ngerti. jadi kalo alat itu jadi sebelum colok langsung ke accu sebaiknya dicolok kemana? apa nama alat nya? kalo boleh tahu no telponnya,,,,,,,saya di 021 7157 3969. makasih

  10. Wah jadi tertarik juga saya untuk bikin bbm gratis kayanya ada tantangan, cmn belum ada makalah samasekali, ya kalo ada yang mau bagi makalahnya mau dong! biar bs nyoba n saring bareng gitu!!
    Lanjut mas experimennya bìar ilmunya barokah

  11. bikin pwm-nya bagaimana?
    kalo sy sendiri udah buat dgn kawat sebagai anoda dan katoda dari pipa, lumayan banyak gelembungnya tapi mashi panas.

  12. untuk kompor bisa mas tetapi mesti di tambahkan oksigen lebih banyak lagi dengan cara tambahkan pompa udara misal pompa udara akuarium agar tidak terlalu panas hasil pembakarannya, ( panci / tempat memasaknya bisa bolong karena hidrogen kalo di bakar menghasilkan panas yang lebih tinggi dari LPG / Gas aseteline , dan tentunya mesti dihasilkan Hydrogen yang cukup misal 1 liter gas HHO per menitnya untuk hasil dari elektrolisanya. untuk mobil jika supplay HHOnya terlalu besar juga bisa mengakibatkan stang Seker patah, 1500CC keatas gunakan gas dgn kapasitas 1 L/ menit udah sangat cukup, saya pake mobil kijang EFI bisa 1 liter = +/- 16 Km. guntoropoo@yahoo.com

  13. saya lagi nyoba2 buat kompor udah lumayan, tapi kendalanya mesti nyediain suber arus yang gedhe, berarti akan nembah beban penggunaan listrik rumah. saya belum nyoba pake pwm, kalo boleh, minta schema rangkian pwmnya mas, yang memiliki kisaran frekuensi 42 – 48Khz. biar nanti saya coba. kompornya udah di disain pake pipa ukuran 2 dim. di luar pipa pembakaran di kasih flasback. biar apinya gak mbalik. minta saran juga mas dan mas2 yang lain… nanti kalo ada yang baru saya laporkan hasilnya.. di tungu.

  14. ikut nimbrung ya bro,gw jg lg experiment pake hho. klo setang seher patah itu karena terlalu banyak menginjeksi hho ke ruang bakar sedangkan timing pengapian standart,sehingga ketika pressure combustion chamber terlalu tinggi setang piston tidak sanggup menahan beban. solusinya kurangi injeksi hho atau delay timing pengapian hingga mendekati tma. saran gw nih, hubungi engineer berpengalaman.ok.

  15. hehe ikuran mas yo, saya lagi mulai experimen neeh, ada kendala neeh mas, bwat katoda ma anoda saya pake kawat tapi masalahnya saya faka tahu grade kawat stainless saya, masalahnya kalo kita bilang ke penjualnya kawat stainless steel grade 316 tu orang gak paham. hehhe solusinya mas beli dimana ya… makasih

  16. Mas kalau HHo buat masak ga bisa meskipun pakai flasbackfire. karena apa akan terbakar karena oksigen. mendingan pakai plasma arc, hasil gasnya COH2 yg aman di gunakan dan sangat mirip karakternya dengan LPG. Kalau HHO yg ga pakai katalis bisa pakai gap 1mm dan diameter sekitar 10cmx6cm, posisi -nnn+nnn- da bisa jalan dengan posisi air biasa bukan air murni. konsumsi cuma 12 VDC 4Ampare. Pakai SS316 0,8mm plat.

  17. mas,nama saya eko,klo boleh tax mas ya,,
    knp kq grade yang digunakan pada anoda kq lebih rendah dari katoda?
    knp kq g dibuat sama aja?
    ada efeknya g?
    o ya projectx gmn skrg udah slesai?

  18. sebenarnya yang paling cepat habis adalah katoda, jadi ada 2 pertimbangan yang berbeda, kalau kita ingin maintennace cost nya gak terlalu tinggi, katoda di bikin dengan material yang ber grade rendah saja, rusak ganti tapi murah.
    nah, kalo pengin long life time nya good, katoda pake grade yang tinggi supaya lama rusaknya, cuman sekali rusak, investasi dengan material yang sama juga cukup mahal.
    jadi kembali ke selera kita aja 🙂
    di bikin sama pun tidak apa apa.

  19. mas saya sudah pasang ke mobil baleno 97, saat pertama memang ada hasilnya yakni 1 : 15.5 . namun pada hari berikutnya koq kemabali ke 1: 12. yang saya baca di buku referency katanya ada sensor oxygen di knalpot. kalo boleh tahu cara mengakalinya bagaimana ya?

  20. cara paling mudah tanpa merupa maping sensor adalah dengan memasukkan/tapping hhydroxy pada posisi setelah sensor O2 sehingga supply bensin akan tereduce dan power di cover oleh gas hydroxy pada saat terjadi ignition.
    BTW, untuk masalah perubahan irit atau tidak, mas harus punya device monitor untuk fuel cell nya (ampere meter & volt meter), dengan memonitor dua hal tersebut kita bisa tahu apakah kondisi fuel cell optimum atau tidak.

  21. Panci, rantang, tatakan gelas dari stainless steel pasti food grade yang berarti SS 316L. Kalau beli pastikan dengan magnet jangan keliru dengan besi yang djchrome. SS 316 kelihatannnya sangat mirip dengan chrom.

Leave a comment